Tingkatkan Kesiagaan, Pertamina EP Asset 2 Gelar Simulasi Penanganan Kebakaran SPG VI Lembak


Prabumulih, Merdekasumsel.com - PT Pertamina EP Asset 2 menggelar simulasi pemadaman kebakaran di Stasiun Pengumpul Gas (SPG) VI Lembak, Kamis (13/02/2020).

Seperti diketahui, dari kegiatan simulasi yang digelar terdapat tujuh orang pekerja Pertamina EP Asset 2 menjadi korban kebakaran Stasiun Pengumpul (SPG) VI Lembak dilarikan kerumah sakit. Korban merupakan dua orang operator SKG yang mengalami luka bakar berat dan lima orang tim pemadam mengalami cedera ringan.

“Seluruh pekerja di SPG IV lembak sudah berhasil kami evakuasi, dan tujuh orang korban saat ini dalam perawatan tim medis di rumah sakit” kata Ndirga Andrisisworo, Incident Commander (IC) Level I Pertamina EP Prabumulih Field di ruang media center gedung kantor Prabumuih Field.


Dalam press conference, Ndirga Andrisisworo selaku IC Level I Pertamina EP Prabumulih Field menyampaikan bahwa penyebab kebakaran masih dalam investigasi dan saat ini Emergency Respond Team sedang fokus pemadaman api agar tidak membesar.

Dari informasi yang dihimpun awak media, bahwa pada Hari Kamis (13/02) sekitar pukul 09.00 WIB serine tanda keadaan darurat di Stasiun Pengumpul Gas (SPG) VI Lembak menyala, seluruh pekerja mendadak panik. Pasalnya, ketika karyawan tengah melakukan aktivitasnya tiba-tiba salah satu Glycol Contractor (Vessel Vertrikal yang berfungsi untuk mengeringkan gas alam) C-700 terbakar.

Mengetahui adanya kebakaran tersebut, aktivitas di SPG Lembak langsung terhenti dan sejumlah karyawan langsung berhamburan menuju titik kumpul (Muster Point) yang ada di luar pagar SPG VI Lembak.

Sementara, sejumlah pekerja lainnya terlihat langsung berupaya memadamkan api dengan menggunakan peralatan pemadam yang ada dilokasi.

Tak lama berselang, dua unit mobil pemadam kebakaran 200 LL Foam pemadam tiba dilokasi. Namun bukannya padam, tetapi kobaran api justru kian membesar karena hembusan angin. Kobaran api yang kian membesar itu menyambar tangki kondensat C hingga membuat seorang operator terpapar panas dan seorang lainnya pingsan lantaran mengalami luka bakar berat di bagian kepala.

Selain itu, lima orang personil pemadam kebakaran mulai kelelahan dan terdapat cedera ringan. Kondisi api sulit dikendalikan sehingga dibutuhkan bantuan tambahan alat pemadam dan para ahli pemadaman api.

Kondisi semakin tidak terkendali karena puluhan warga yang tinggal disekitar SPG IV Lembak mulai berdatangan untuk komplain dan meminta Pertamina EP bertanggungjawab atas polusi udara akibat gas yang menyebar kepemukiman.

Melihat kondisi tersebut, Field Manager Prabumulih langsung mengumumkan status emergency naik ke level II sehingga membutuhkan bantuan dari Asset 2. Selanjutnya, GM Asset 2 langsung mengambil alih Incident Commender dan mengaktifkan Incident Management Team (IMT) di Gedung Kantor Asset 2.

Untuk itu, Incindent Commander Level II memberikan arahahan kepada seluruh anggota IMT dan berkoordinasi kepada seluruh stakeholder untuk meminta bantuan dalam penanggulangan kebakaran. Tak lama kemudian, IC berhasil mendatangkan bantuan dari luar Asset 2 berupa 2 unit Mobil Pemadam Kebakaran dari Pemkot Prabumulih, 2 Unit 2 unit Mobil Pemadam Kebakaran RU III Plaju serta tim Fire Fighter berikut para ahlinya.

Dengan mengikuti arahan dan perintah oleh On Scene Commander, para petugas dilokasi kebakaran akhirnya berhasil menaklukkan Si Jago Merah (dipadamkan) dalam waktu singkat. Tak hanya itu saja, ceceran kondesat berhasil dibersihkan petugas HSSE dan warga masyarakat kembali kondusif berkat bantuan stakeholders.

Peristiwa penanggulangan kebakaran tersebut merupakan simulasi Emergency Respon ICS Asset 2 (penanggulangan kebakaran) yang dilakukan Pertamina EP Asset 2.

General Manager PT Pertamina EP Asset 2, Astri Pujianto didampingi Manager HSSE Irwan Gasgoro dan Asmen Government dan PR Setyo Puji Hartono ketika dikonfirmasi mengatakan simulasi tersebut dilakukan agar semua pekerja Pertamina EP Asset 2 selalu siap lantaran bekerja dalam kondisi yang beresiko tinggi, biaya tinggi dan teknologi tinggi.

“Kita bekerja produksi minyak dan gas yang gampang sekali terbakar, karena itu perlu berlatih supaya jika terjadi hal yang real (nyata), kita benar-benar seluruh personil ini sudah tahu apa yang harus dikerjakan dan sudah tahu dia harus berbuat apa sehingga yang terjadi dilapangan tidak semakin parah dan cepat ditanggulangi,” kata Astri Pujianto.

Dikatakan Astri, berdasarkan hasil evaluasi terhadap simulasi pihaknya menemukan hal yang belum sempurna. “Artinya disini dalam hal koordinasi dan alat komunikasi itu menjadi evaluasi kita, kedepan harus diperbaiki karena tadi terjadi link komunikasi yang tidak bagus antara dilapangan dengan kantor GM Asset 2 sebagai Pusat Komando Incident Managemet Team, ini akan kita evaluasi,” pungkasnya.(FAP)


Share:

0 komentar:

Posting Komentar