Pistol Direbut, Anggota BNN Prabumulih Nyaris Tewas Ditembak Bandar Sabu


PRABUMULIH, MERDEKASUMSEL.COM - Seorang anggota tim berantas Badan Narkotika Nasional (BNN) kota Prabumulih, nyaris tewas menjadi korban penembakan bandar narkoba jenis sabu-sabu di kota Prabumulih, pada Senin (4/2/2019).

Anggota BNN Prabumulih yakni Bripka Rendra tersebut nyaris tertembak setelah pistol FN miliknya dirampas bandar sabu inisial DD saat yang bersangkutan tengah bergulat dengan bandar lainnya yakni Sodikin alias Okin (27).

Beruntung Rendra berhasil selamat setelah sigap menyambar pistol dan mengeluarkan magazin (tempat peluru). Sehingga ketika bandar inisial DD dua kali menembakkan tidak ada peluru yang keluar.

Bandar DD yang melihat petugas lainnya datang lalu kabur membawa sekantong sabu dan membuang pistol petugas ke sungai yang berada tak jauh dari lokasi tersebut.

Baca Juga :



Peristiwa itu terjadi di Jalan Tebat tak jauh dari rel kereta api Prabusari Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan Kota Prabumulih, pada Senin (4/2/2019) sekitar pukul 14.35 lalu.

Bandar Sodikin alias Okin (27) yang bergulat dengan Rendra berhasil diringkus jajaran tim berantas BNN kota Prabumulih. Diringkusnya Okin merupakan hasil pengembangan dari ditangkapnya pelaku Febrianto alias Ebeng (19) yang juga merupakan warga jalan Tebat Prabusari Kelurahan Majasari Kecamatan Prabumulih Selatan.

Dari tangan Okin dan Febri berhasil diamankan barang bukti berupa 1 paket narkoba jenis sabu-sabu dengan berat 0, 30 gram dan 1 unit handphone xiomi, 2 paket narkoba dengan berat 1,41 gram dan handphone serta uang.

Kepala BNN Kota Prabumulih, Ibnu Mundzakir SSos didampingi Plt Kasi Pemberantasan, Bripka Gamal Alrasyid dan Bripka Rendra dalam press realise di BNN Prabumulih, Rabu (6/2/2019) mengungkapkan anggotanya nyaris tewas ketika penangkapan bandar narkoba.

"Pada penangkapan bandar Okin anggota kita nyaris tertembak, karena senjata direbut bandar lain inisial DD yang sekarang DPO. Beruntung anggota kami berhasil mengeluarkan magazin dan petugas lain datang membantu sementera DD kabur," ungkap Kepala BNN.

Dalam penangkapan itu kata Ibnu, petugasnya agak ragu-ragu padahal dirinya telah memerintahkan jika ada pelaku narkoba apalagi bandar yang melakukan perlawanan handaknya dilakukan tindakan tegas yakni tembak.

"Ini kesalahan anggota kita karena merasa kasihan dan ragu-ragu, bandar DD jadi kabur membawa sekantong sabu. Ini jadi pelajaran kami dan kedepan saya perintahkan anggota tidak perlu ragu, tembak bandar melakukan perlawanan, jika perlu tembak mati," tegasnya seraya mengatakan anggotanya juga semestinya membawa senjata laras panjang jadi bisa ditembak meski jauh.

Berita Terkait :



Lebih lanjut Ibnu menuturkan, penangkapan terhadap Febri dan Okin sendiri bermula dari laporan masyarakat yang mengaku resah dengan ulah para pelaku sering melakukan transaksi di kawasan Prabusari Kelurahan Majasari. "Petugas kemudian melakukan pengintaian di dekat rel Prabusari dan meringkus Febri usai bertransaksi, atas pengakuan pelaku diketahui sabu didapat dari Okin yang tinggal dibelakang indomaret Alai Batu, lalu petugas kita melakukan undercover buy dengan bantuan Febri," tuturnya.

Setelah melihat pelaku membawa kantong hitam diduga sabu dalam jumlah besar, petugas kemudian menghampiri berpura-pura menanyakan alamat. "Okin yang sadar itu petugas berusaha melarikan diri, namun pelaku berhasil dikejar dan terjadilah perkelahian. Saat berkelahi, petugas telah mengeluarkan senjata dan Okin berteriak memanggil temannya yang merupakan bandar inisial DD lalu mengeroyok dan berhasil merebut senjata petugas kita. Untungnya anggota kita sigap berhasil mengeluarkan magazine, ini akibat ragu-ragu, kalau tidak cekatan pasti mati, harusnya tembak saja," lanjut Ibnu.

Ibnu menegaskan, atas perbuatannya dua pelaku akan dijerat pasal 112 dan 127 KUHP tentang narkotika. "Untuk pelaku Febri karena memiliki narkotika dan juga menyalahgunakan maka akan dikenakan ancaman maksimal 4 tahun penjara, sementara pelaku Okin karena bandar akan dikenakan hukuman maksimal 8 tahun penjara," tegasnya.

Okin mengaku dirinya menjadi bandar kaki tangan inisial DD sudah sejak 6 bulan lalu dan setiap berhasil menjual paket narkoba seharga Rp 100 ribu mendapat upah Rp 20 ribu. "Aku katik gawe jadi jual ini, baru enam bulan ini. Hasil jual diberi satu paket sabu, selain itu dapat uang Rp 20 ribu tiap berhasil jual satu paket sabu harga rp 100 ribu," katanya. (AFP)
Share:

0 komentar:

Posting Komentar