Tak Miliki Smartphone, Pelajar SMA Di Prabumulih Rela Datang Pagi Belajar Secara Offline


Prabumulih, Merdekasumsel.com -- Seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Prabumulih rela datang ke sekolah setiap pagi untuk melaksanakan belajar secara offline.

Siswa tersebut bernama Reski Setiawan pelajar SMA Negeri 1 Prabumulih ini rela datang ke sekolah setiap harinya guna untuk mengikuti pembelajaran. Hal tersebut diketahui bahwa Keluarganya tidak memiliki smartphone, sehingga ia tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar secara online atau belajar dengan sistem daring.

Anak ke dua dari tiga bersaudara pasangan Samiri dan Latiga ini selama seminggu terakhir datang ke sekolah sekitar pukul 06.45 untuk belajar di sekolah dan pulang pukul 14.30.

Menurut informasi yang didapat, Sang ayah yang hanya bekerja sebagai buruh harian dan sang ibu menderita sakit Lupus sejak lama membuat keluarga mengalami keterbatasan ekonomi. Jangankan untuk membeli smartphone, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sang ayah harus banting tulang.

Selain kondisi ekonomi sulit, keluarga Reski sebelumnya juga hanya tinggal di rumah yang buruk dan tidak layak huni. Namun beruntung keluarga ini telah memiliki rumah berkat bantuan dibangun pemerintah kota Prabumulih melalui program bangun rumah baru layak huni.

Lantas tak ingin ketinggalan dalam meraih ilmu pendidikan, Reski Setiawan memilih jalan satu-satunya yakni datang ke sekolah dan belajar secara offline.

"Selama seminggu awal pembelajaran daring memang ada satu siswa yang selalu datang ke sekolah karena memang benar-benar tidak punya hp untuk daring yakni Reski Setiawan. Jadi sekolah berinisiatif meminjamkan hp, kasihan kalau harus datang pukul 06.45 sampai 14.30 setiap hari ke sekolah jadi lebih efektif dipinjamkan hp dan kuota diisikan," ungkap Kepala SMAN 1 Prabumulih, Freni Listiyan SPd MSi ketika diwawancarai, Minggu (26/7/2020).

Freni mengatakan, selain meminjamkan handphone dan mengisi kuota ke Reski Setiawan, pihak SMAN 1 Prabumulih juga memberikan bantuan kuota internet bagi 46 pelajar yang tidak mampu. "Data awal 46 pelajar namun bertambah menjadi sekitar 50an siswa berasal dari keluarga tidak mampu yang kita berikan bantuan kuota internet. Bantuan diberikan berupa kuota internet, bukan berupa uang dan sumber dana pembelian kuota dari dana Bos," jelasnya.

Ditanya sampai kapan smartphone tersebut dipinjamkan kepada Resmi, Freni menuturkan handphone akan dipinjamkan selama anak tersebut membutuhkan. "Untuk Hp sendiri dibeli pakai dana komite sekolah dan sudah izin dengan ketua komite, memang prinsipnya dana tersebut untuk sharing orang tua siswa yang mampu membantu siswa yang kurang mampu, sehingga bisa belajar dan mendapatkan fasilitas yang sama dengan siswa yang lain. Selain itu dana itu digunakan untuk peningkatan mutu sekolah baik sarana prasarana dan program-program sekolah lainnya," tuturnya.

Sementara itu, Reski Setiawan dan keluarga mengaku senang mendapat pinjaman handphone lengkap dengan aplikasi dan kuota internet dari sekolah. "Senang diberikan pinjaman handphone, bisa belajar lewat handphone secara online. Seminggu ini ke sekolah karena memang tak punya handphone," ujarnya. (FAP)

Share:

0 komentar:

Posting Komentar